Senin, 10 Februari 2014

makalah Analisis Pragmatik Implikatur Percakapan



KATA PENGANTAR
Assalamualaikum W. W.
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan sebagian kenikmatannya dan ilmu yang diberikan kepada saya dalam menyusun Tugas Akhir Semester mata kuliah Pragmatik sehingga Tugas Akhir Semester ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula saya mengucapakan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pragmatik Siti Chodijah, M. Pd. serta kepada pihak yang telah membantu saya menyusun makalah ini dengan judul “Analisis Implikatur Percakapan dalam Iklan Djarum 76 versi Kontes Jin”.
Saya menyadari “tak ada gading yang tak retak” makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya membangun peran sosial yang sangat penting di masyarakat demi  kesempurnaan tugas ini di lain kesempatan. Akhir kata, semoga tugas Akhir Semester ini dapat diterima dan dapat memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan.  

Wassalamualaikum W. W.
Bogor, 2 Februari  2014

                                                                                                                        Penulis






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................       i
DAFTAR ISI...............................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................     1
A.    Latar Belakang ................................................................................................      1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................................      2
C.     Tujuan ..............................................................................................................      2
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................      3
A.    Implikatur Percakapan .....................................................................................      3
B.     Ciri-ciri Implikatur Percakapan ........................................................................      3
C.     Jenis-jenis Implikatur Percakapn .....................................................................      5
D.    Iklan .................................................................................................................      5
BAB III PEMBAHASAN ..........................................................................................      7
A.    Metode Penelitian ............................................................................................      7
B.     Hasil Penelitian ................................................................................................      7
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................    10
A.    Simpulan ..........................................................................................................    10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................    11
LAMPIRAN ...............................................................................................................    12






                                                BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat yang paling utama untuk berkomunikasi antar manusia. Dengan kata lain, manusia akan sangat tergantung sekali pada suatu bahasa dan mengingat juga bahwa manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam hal ini tentulah antar manusia akan terjadi suatu interaksi (komunikasi) untuk berbagai tujuan.
Berbagai fenomena yang muncul di dalam kehidupan praktis akan berpengaruh besar terhadap suatu bahasa. Sering kali kaidah-kaidah bahasa yang disepakati mengalami perubahan menghadapi fenomena penggunaan bahasa pada tataran praktis..
Percakapan pada hakikatnya adalah peristiwa berbahasa lisan antara dua orang partisipan atau lebih yang pada umumnya terjadi dalam suasana santai maupun formal. Percakapan merupakan wadah yang memungkinkan terwujudnya prinsip-prinsip Pragmatik dalam peristiwa berbahasa. Untuk itu perlu memahami Implikatur Percakapan, agar apa yang diucapkan dapat dipahami oleh lawan tutur.
Salah satu bagian dari kajian pragmatik adalah implikatur percakapan. Dalam suatu komunikasi, di dalamnya dapat dipastikan akan terjadi suatu percakapan. Percakapan yang terjadi antar penutur sering kali mengandung maksud-maksud tertentu yang berbeda dengan struktur bahasa yang digunakan. Dalam kondisi tersebut suatu penggunaan bahasa sering kali mempunyai maksud-maksud yang tersembunyi di balik penggunaan bahasa secara struktural. Pada kondisi seperti itulah suatu kajian implikatur percakapan mempunyai peran yang tepat untuk mengkaji suatu penggunaan bahasa.
Dalam iklan Djarum 76 versi kontes jin tersebut sering sekali muncul suatu percakapan yang mengandung maksud-maksud tertentu yang terkadang berbeda dengan apa yang terkandung dalam pertuturan yang muncul. Dalam hal ini pengkajian dari sudut Implikatur Percakapan dimungkinkan dapat memperjelas proses komunikasi yang terjadi. Oleh karena itu, peneliti akan mengkaji lebih mendalam mengenai implikatur iklan Djarum 76 versi Kontes Jin.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Implikatur Percakapan ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Iklan ?
3.      Bagaimana hasil analisis Implikatur Percakapan dalam Iklan Djarum 76 versi Kontes Jin ?

C.     Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, pembaca dapat mengetahui :
1.      Penggunaan Implikatur Percakapan.
2.      Analisis Implikatur Percakapan dalam Iklan Djarum 76 versi Kontes Jin.










BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Implikatur Percakapan
Implikatur merupakan salah satu bagian dalam pragmatik. Berkaitan dengan pengertian, berikut beberapa pengertian tentang implikatur yang dikemukakan oleh ahli-ahli bahasa. Menurut Brown dan Yule (1996 : 31) istilah implikatur dipakai untuk menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya yang dikatakan oleh penutur. Pendapat itu bertumpu pada suatu makna yang berbeda dengan makna tuturan secara harfiah.
Hampir sama dengan pendapat Brown dan Yule, tetapi Grice, H.P (Suyono, 1990:14) mencoba mengaitkan suatu konteks yang melingkupi suatu tuturan yang turut memberi makna. Lebih singkat lagi, mengatakan implikatur percakapan sebagai salah satu aspek kajian pragmatik yang perhatian utamanya adalah mempelajari ‘maksud suatu ucapan’ sesuai dengan konteksnya. Implikatur Percakapan dipakai untuk menerangkan makna implisit dibalik “apa yang diucapkan atau dituliskan” sebagai “sesuatu yang dimplikasikan”.
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa implikatur percakapan adalah suatu bagian dari kajian pragmatik yang lebih mengkhususkan kajian pada suatu makna yang implisit dari suatu percakapan yang berbeda dengan makna harfiah dari suatu percakapan.

B.     Ciri-ciri Implikatur Percakapan
Menurut Nababan (1987:39) ciri-ciri implikatur percakapan, sebagai berikut:
1.      Sesuatu implikatur percakapan dapat dibatalkan dalam hal tertentu, umpamanya dengan menambahkan klausa yang mengatakan bahwa seseorang tidak mau memakai implikatur percakapan itu, atau memberikan suatu konteks untuk membatalkan implikatur itu.
2.      Biasanya tidak ada cara lain untuk mengatakan apa yang dikatakan dan masih mempertahankan implikatur yang bersangkutan.
3.      Implikatur percakapan mempersyaratkan pengetahuan terlebih dahulu arti konvensional dari kalimat yang dipakai. Oleh karena itu, isi implikatur percakapan tidak termasuk dalam arti kalimat yang dipakai.
4.      Kebenaran isi dari suatu implikatur percakapan bukan tergantung pada kebenaran yang dikatakan. Oleh karena itu, implikatur tidak didasarkan atas apa yang dikatakan, tetapi atas tindakan yang mengatakan hal itu.
Senada dengan pendapat sebelumnya Grice, H.P (Mujiyono, 1996:40) mengemukakan ada 5 ciri-ciri dari implikatur percakapan, yakni:
1.      Dalam keadaan tertentu, implikatur percakapan dapat dibatalkan baik dengan cara eksplisit ataupun dengan cara kontektual (cancellable).
2.      Ketidakterpisahan implikatur percakapan dengan cara menyatakan sesuatu. Biasanya tidak ada cara lain yang lebih tepat untuk mengatakan sesuatu itu, sehingga orang memakai tuturan bermuatan implikatur untuk menyampaikannya (nondetachable).
3.      Implikatur percakapan mempersyaratkan makna konvensional dari kalimat yang dipakai, tetapi isi implikatur tidak masuk dalam makna konvensional kalimat itu (nonconventional).
4.      Kebenaran isi implikatur tidak tergantung pada apa yang dikatakan, tetapi dapat diperhitungkan dari bagaimana tindakan mengatakan apa yang dikatakan (calcutable).
5.      Implikatur percakapan tidak dapat diberi penjelasan spesifik yang pasti sifatnya (indeterminate).
      Dapat disimpulkan bahwa suatu implikatur percakapan memiliki ciri-ciri, yakni : (1) Sesuatu implikatur percakapan dapat dibatalkan dalam hal tertentu (cancellability), (2) Biasanya tidak ada cara lain untuk mengatakan apa yang dikatakan dan masih mempertahankan implikatur yang bersangkutan (nondetachable), (3) Implikatur percakapan mempersyaratkan pengetahuan terlebih dahulu arti konvensional dari kalimat yang dipakai (nonconventional), dan (4) Kebenaran isi dari suatu implikatur percakapan bukan tergantung pada kebenaran yang dikatakan (calcutable).

C.     Jenis-jenis Implikatur Percakapan
Menurut Grice (Mudjiono, 1996 : 32-33) ada tiga jenis implikatur percakapan yakni ; Implikatur konvensional lebih mengacu pada makna kata secara konvensional, makna percakapan ditentukan oleh arti konvensional kata-kata yang digunakan. Implikatur praanggapan, lebih mengacu pada suatu pengetahuan bersama antara penutur dan mitra tutur. Implikatur nonkonvensional, merupakan suatu implikatur yang lebih mendasarkan maknanya pada suatu konteks yang melingkupi suatu percakapan. Lebih ringkas lagi, Stephen C. Levinson mengatakan hanya ada dua jenis implikatur percakapan yaitu ; implikatur percakapan umum (implikatur yang yang munculnya di dalam percakapan dan tidak memerlukan konteks khusus) dan implikatur percakapan khusus (suatu implikatur yang kemunculannya memerlukan konteks khusus).

D.    Iklan
Menurut KBBI Iklan adalah “berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.” Dari definisi diatas, terdapat beberapa komponen utama dalam sebuah iklan yakni “mendorong dan membujuk”. Dengan kata lain, sebuah iklan harus memiliki sifat persuasi. Komponen lain dari sebuah iklan adalah adanya barang atau jasa yang ditawarkan. Di zaman sekarang ini, pengertian iklan menjadi diperluas lagi bukan hanya barang dan jasa yang ditawarkan, namun juga kondisi tertentu. Kita mengenal adanya istilah “iklan layanan masyarakat”. Dalam sebuah iklan layanan masyarakat, isi iklan tidak membujuk seseorang untuk membeli barang atau jasa tertentu. Iklan layanan masyarakat menawarkan suatu kondisi ideal atau sebuah kondisi yang lebih baik dalam sebuah masyarakat. Media yang digunakan, antara lain televisi, radio, koran, majalah, internet, dan sebagainya. Iklan berfungsi untuk menawarkan barang atau jasa kepada orang banyak melalui berbagai media. 




















BAB III
PEMBAHASAN
A.    Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini, yang akan dikaji dari sudut implikatur percakapan, adalah data yang diambil dari percakapan yang terjadi di Iklan Djarum 76 versi Kontes Jin. Pengambilan data diunduh dari youtube Iklan Djarum 76 versi Kontes Jin untuk dianalisis percakapannya. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif mengacu pada percakapan yang dilakukan oleh ketiga jin dan respon penonton aksi jin, pengambilan sampel data dilakukan hanya berkaitan dengan kajian implikatur yang akan dilakukan. Menganalisis maksud penelitian percakapan anatara tiga jin tersebut dengan menambahkan respon penikmat film terhadap kasus-kasus korupsi yang terjadi di Indonesia.

B.     Hasil Penelitian
Peneliti mengambil salah satu iklan Djarum 76 yakni dengan tema iklan Bercerita mengenai sebuah “Kontes Sulap Jin” yang di ikuti oleh beberapa perwakilan pesulap dari 3 negara, yakni Jin Mesir, Jin Jepang, dan Jin Indonesia dengan tujuan unjuk kebolehan dan seberapa mahir pesulap-pesulap ini memperlihatkan keahlian mereka bermain sulap.
Pesulap mesir menampilan berupa trik sulap menghilangkan piramida mesir. “Piramida lenyap,” kata Jin Mesir. Kemudian tak mau kalah, pesulap jepang juga melenyapkan gunung fujiyama yang semula ada menjadi raib.”Fujiyama hilang,” kata Jin Jepang.
Tibalah kesempatan untuk Jin Indonesia unjuk gigi, dengan gaya selengean dan santainya, si pesulap Indonesia membawa berkas-berkas kasus korupsi yang kemudian di sulap menjadi hilang tanpa bekas. “Kasus Korupsi hilang,” kata Jin Indonesia. Kemudian Jin Jawa disambut dengan sorak gembira para koruptor Indonesia terlihat jelas salah satunya sosok tiruan Gayus Tambunan. Dan jin dari Jndonesia yang keluar menjadi juara, sedangkan jin dari Mesir dan Jepang terperangah melihat keahlian jin Indonesia seraya menyembah-nyembah.
Dari sepenggal cuplikan percakapan Iklan Djarum 76 versi Kontes Jin mengandung implikatur bahwa berbagai kasus korupsi yang melanda Indonesia kini secara lambat laun mulai menghilang. Hal itu terbukti dalam permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia yang mana mereka dihadapakan pada negeri yang penuh dengan koruptor. Dimulai dari kasus Bank Century, Lembaga Pajak Indonesia sampai kasus Wisma Atlet Hambalang yang belum kunjung jelas akhirnya. Mengacu pada fenomena masyarakat Indonesia, penikmat televisi khususnya iklan Djarum 76 versi Kontes Jin telah memiliki reportoar yang sama bahwa pejabat-pejabat  penting Indonesia telah berkorupsi.
Berkas-berkas yang telah dilenyapkan Jin Indonesia menandakan bahwa proses hukum Indonesia sangat berbelit-belit menangani korupsi sehingga lambat laun dapat menghilang. Terbukti kasus Bank Century, saat ini tidak diketahui lagi bagaimana akhir perjalanannya.
Nilai plus dari Iklan Djarum 76 ini adalah aktualitas, kelucuan dan keberaniannya dalam mengusung tema yang bernada menyindir perilaku korupsi dan menyentil kuping para koruptor yang memang sudah bebal saking sudah tidak merasa salah sama sekali dengan tindakan mereka. Korupsi yang teramat sangat sulit untuk dibersihkan dari kebiasaan aparat dan masyarakat kita kebanyakan. Para penegak hukum yang juga sebagian korup, turut mempersulit penegakan hukum dalam membasmi korupsi ini. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia, seolah-olah berjalan sendiri tanpa didukung lembaga-lembaga berwenang lain. Banyak pihak yang ternyata tidak senang dengan sepak terjang KPK.
Iklan ini seakan-akan menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia benar-benar sudah menjadi penyakit kronis, yang sangat sulit disembuhkan. Kebiasaan yang sudah membudaya, sudah mendarah daging. Sampai-sampai jin pun mendukung perilaku korupsi tersebut, dengan menghilangkan berkas-berkas kasus korupsi yang tengah diproses secara hukum oleh aparat berwenang.
Selain itu, korupsi yang sudah ditangani secara hukum, banyak yang berujung dengan keputusan pembebasan para tersangka di pengadilan. Banyak kasus korupsi yang menguap begitu saja, atau dipetieskan. Jika ada satu anggota sebuah institusi menjadi tersangka kasus korupsi, teman-temannya malah melindunginya, sehingga akhirnya lolos dari jeratan hukum. Kalaupun ada pelaku korupsi yang sampai dihukum penjara, hukumannya terlalu ringan. Tidak sebanding dengan kerugian negara, dan kemiskinan masyarakat Indonesia yang ditimbulkannnya.

















BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
Dalam Iklan Djarum 76 seringkali muncul dengan berbagai versi yang mampu menarik perhatian dan canda tawa kepada penikmat media massa.  Percakapan yang disampaikan oleh pemain-pemainnya seringkali memunculkan suatu makna atau maksud dibalik tuturan tersebut. Implikatur Percakapan sering muncul apabila seorang penikmat media massa iklan djarum76 mengetahui dan memahami perkembangan masalah publik yang sedang hangat diperbincangkan. Kesamaan repotoar menjadi jembatan penghubung tersampaikannya implikatur dari Iklan Djarum 76 versi Kontes Jin. Oleh karena itu, pemahaman terhadap implikatur akan memperlancar komunikasi publik pada media iklan djarum 76 versi kontes jin.
Dibalik itu semua, setiap percakapan yang terjadi mengkhususkan kajian pada suatu makna yang implisit dari suatu percakapan yang berbeda dengan makna harfiah dari suatu percakapan. menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya yang dikatakan oleh penutur.








DAFTAR PUSTAKA
SetiawanEko. http://nurhadyekosetiawan.blogspot.com/implikaturpercakapan.htm diunduh sabtu, 25 Januari 2013 pukul 21:15 WIB
Nababan, P.W.J. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
















LAMPIRAN
Description: C:\Users\fxdhfdh\Pictures\jin4.jpg

                     Description: C:\Users\fxdhfdh\Pictures\jin.jpg





Description: C:\Users\fxdhfdh\Pictures\jin2.jpg
Description: C:\Users\fxdhfdh\Pictures\jin3.jpg
 
                            









1 komentar:

  1. Baccarat - Rules, Baccarat, and the Rules - Free Bet
    The Baccarat table is similar to the traditional 바카라 one, so the player will wager on their kadangpintar total number 제왕카지노 of tricks. All tricks involve taking the number of tricks

    BalasHapus